Okay, hari ini, mumpung lagi liburan saya coba pos kembali tulisan saya tentang bagaimana belajar membuat tulisan dalam bahasa Inggris, khususnya tentang sentence and fragment.
Kenapa Bahasa Inggris sih? Iya, soalnya suka Bahasa Inggris.. :D
Menulis merupakan satu dari empat
ketrampilan berbahasa yang dipelajari oleh setiap orang yang belajar
bahasa. Dibandingkan dengan ketrampilan berbahasa yang lain yakni mendengarkan (listening), berbicara (speaking) dan membaca (reading), menulis (writing) oleh sebagian besar orang dianggap sebagai ketrampilan yang paling sulit dikuasai (disamping listening tentu saja).
Hal ini dikarenakan untuk bisa menulis
dengan baik diperlukan berbagai penguasaan komponen bahasa seperti tata
bahasa dan kosa kata. Disamping itu, penguasaan akan penggunaan tanda
baca, kapitalisasi, penyusunan ide dan lain sebagainya juga mutlak
diperlukan untuk bisa membuat sebuah tulisan/karangan yang baik dan
mudah dipahami.
Untuk bisa menghasilkan produk tulisan yang baik, seseorang harus mampu merangkai kata-kata (words)
menjadi kalimat yang bermakna dan berkorelasi antara satu dengan yang
lainnya. Hal ini bukanlah sesuatu hal yang mudah terutama bila harus
menulis dalam bahasa Inggris yang notabenenya bukan bahasa ibu kita.
Tapi dengan semakin sering berlatih, menulis akan menjadi sesuatu hal
yang menyenangkan yang akan semakin meningkatkan ketrampilan dalam
menuangkan ide melalui tulisan.
Kaitannya dengan tulisan berbahasa
Inggris, seringkali kita menemukan kalimat dalam karangan yang terasa
masih kurang ataupun belum sepenuhnya bermakna. Hal ini dikarenakan
masih ada bagian dari kalimat yang hilang ataupun belum lengkap yang
biasanya ditemukan pada tulisan mereka-mereka yang sedang belajar
menulias Bahasa Inggris. Istilah yang tepat untuk menggambarkan
rangkaian kata yang seperti ini adalah fragment. Banyak English learners pemula yang masih merasa kesulitan membedakan antara fragment dan sentence atau kalimat yang berakibat terhadap makna kalimat yang masih ambigu atau tidak jelas.
Dalam hal berbahasa, kalimat dikenal
sebagai sekumpulan kata yang saling berhubungan satu dengan yang lain
yang mengandung makna yang komplit/jelas. Dalam hal ini, sebuah susunan
kata disebut kalimat bilamana setidaknya ada satu subjek dan satu
predikat dan mengandung makna yang lengkap. Artinya, sesingkat apapun
sebuah susunan kata, ia akan bisa disebut kalimat manakala memenuhi
syarat-syarat tersebut. Sementara bilamana tidak, ia akan dikategorikan
sebagai fragment yang merupakan kumpulan kata yang tidak mengungkapkan
makna yang jelas.
Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan contoh berikut:
a. The book which is on the table and has a beautiful picture on its cover.
b. He cries.
c. He knocks.
Dalam contoh (a), meskipun susunanya
terdiri atas sekian banyak kata, tapi ia tidak bisa disebut sebagai
kalimat. Susunan ini hanyalah sebuah fragment yang masih harus diberikan tambahan agar bisa disebut kalimat. Dalam susunan ini, the book adalah subjek dan sisanya (which is on the table and has a beautiful color on its cover) adalah modifier
yang menjelaskan buku. Jadi belum ada predikat dalam kalimat tersebut.
Sementara contoh (b), walaupun hanya terdiri atas dua kata ia tetap kita
sebut sebagai kalimat karena mengandung subjek, predikat dan
mengungkapkan makna yang jelas. He adalah subjek dan cries adalah predikat. Kita tidak perlu menambahkan objek apapun dikarenakan cry adalah kata kerja yang sifatnya intransitive (tidak memerlukan objek).
Bagaimana dengan c? Kalau dianalisa, c sudah mempunyai subjek (he) dan predikat (knocks).
Namun ia belum sepenuhnya merupakan kalimat bilamana ia berdiri sendiri
dan tidak berada dalam suatu konteks apapun. Hal ini karena he knocks
belum bisa mengungkapkan makna secara komplit, masih ada bagian dari
susunan itu yang hilang - dalam hal ini adalah objek yang akan membuat
pembaca bertanya, what does he knock?. Dalam contoh ini knocks adalah kata kerja (verb) yang sifatnya adalah transitive
yang semestinya ada objek setelahnya. Jadi kalimat c akan kita sebut
sebagai kalimat seutuhnya manakala ada tambahan objek misalnya he knocks the door.
Kesimpulannya adalah sesingkat apapun
susunan kata, ia akan disebut kalimat manakala ada subjek, predikat dan
mengungkapkan makna yang jelas. Objek tidaklah menjadi keharusan untuk
selalu ada dalam kalimat tapi tergantung pada jenis kata kerja yang
dipakai: transitive atau intransitive. Transitive artinya memerlukan objek dan intransitive artinya tidak memerlukan objek.
Semoga bermanfaat, khususnya untuk mereka yang sedang belajar merangkai kata dan menulis dalam bahasa Inggris.
Keep on learning guys!! [nr]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar